Metamorfosis Katak


Pada awalnya katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi berudu, berudu ini hidup di air. Setelah 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernafas.





Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 mingu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul.


Pada saat umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, insang tidak berfungsi lagi dan ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan paru-paru.


Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak.

Kuda





Kuda adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis dan telah memegang peranan dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun.




Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu seperti kendaraan beroda atau bajak.


Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun peternekan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM.

Bagaimana Kunang-Kunang Bercahaya

Salah satu hewan yang unik adalah kunang-kunang.
Hewan yang juga biasa terbang ini ternyata bisa bercahaya ketika malam hari.
Ingin tahu bagaimana dia bisa bercahaya?



Di malam hari, di sekitar kebun atau semak yang gelap, ada kalanya kita melihat cahaya berpendar kuning atau hijau seperti lampu kecil. Itu bukanlah lampu penerang, tapi hewan unik yang bernama kunang-kunang. Serangga yang dalam bahasa inggrisnya firefly ini merupakan makhluk hidup yang termasuk sejenis serangga bercahaya dari kelompok kumbang (Coleoptera lamyridae).
Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Spesies ini banyak ditemukan di rawa atau hutan yang basah dan tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya.

Kerlap-Kerlip.
Kunang-kunang memancarkan cahaya tidak terus menerus, melainkan berkerlap-kerlip atau bergantian antara menyala dan padam. Ini berarti ada mekanisme tertentu dalam tubuhnya yang berperan menyalakan dan mematikan cahaya, ibarat tombol atau sakalr lampu listrik yang menyambung dan memutus arus listrik yang mengalir ke bola lampu tersebut.

Hal ini telah lama menjadi teka-teki ilmuwan.
Saklar berukuran molekul ini ternyata adalah zat kimia Nitrit Oksida (NO) yang dihasilkan dalam tubuh kunang-kunang. Kalau kita ingin tahu agar cahaya kunang-kunang hidup terus menerus, kita bisa mencobanya dengan memasukkan kunang-kunang ke dalam kotak kecil yang tertutup rapat kalau bisa yang tembus pandang dan berilah zat NO, kita bisa melihat pancaran cahaya kunang-kunang ini terus menerus hidup tanpa padam.

Sebenarnya zat NO ini juga ada pada tubuh manusia. Zat NO yang ada pada tubuh manusia berperan untuk menjaga tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah, membantu sistem kekebalan tubuh menghadapi kuman penyakit dan menghantarkan sinyal antar sel saraf otak.





Sinyal untuk Mencari Pasangan.
Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang ini ternyata ada maksud lain selain sebagai penerang dalam mencari makanan. Cahaya yang dikeluarkan juga berperan dalam menemukan pasangan kawin. Saat usia kawin tiba, sang jantan mencari pasangan betinanya dengan memancarkan cahaya berkerlip.
Kunang-kunang betina di sekitar yang melihatnya akan mengeluarkan cahayanya untuk menjawab kode dari sang jantan.

Dengan jawaban ini, sang jantan mengirimkan sinyal cahaya berikutnya dengan posisi semakain mengarah ke betina. Betina pun akan menjawab lagi, dan seterusnya seolah saling bersahutan hingga akhirnya pasangan itu betemu untuk kawin. Unik sekali bukan...

Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya.

Kunci mekanisme kedap-kedip cahaya kunang-kunang adalah nitrogen monoksida yang ditemukan dalam tubuhnya, sebagai penghantar sinyal flash.
Kunang-kunang memiliki sel pemantul cahaya yang mengandung banyak senayawa luciferin. Senyawa ini berekasi dengan adenosine triphosfat (ATP). Cahaya lalu dihasilkan oleh bagian tubuh yang bernama luciferin, bercampur dengan enzim yang disebut luciferase.

Dengan adanya luciferase, luciferin akan menjadi aktif, kemudian bereaksi dengan oksigen. Hasil reaksi ini adalah energi yang timbul sebagai cahaya dibantu oleh NO tadi.
Reaksi berlangsung di dalam sel photocyte sehingga cahaya dapat terlihat. Sistem kerja syaraf akan mengatur perut kunang-kunang untuk mengeluarkan flash secara periodik dan teratur.
Hewan yang unik sekali.