5 Gaya Busana Khas Tari Remo

Busana atau pakaian merupakan pencerminan karakter dari sebuah tarian. Model busana disesuaikan dengan jenis tarian yang nantinya akan ditampilkan.

Tak hanya busana saja, namun juga aksesoris tambahan, juga harus sesuai dengan tariannya. Namun demikian, busana dan aksesoris yang dikenakan hendaknya tak membuat gerakan tari menjadi sulit.

Tiap daerah atau provinsi memiliki tarian, busana tari yang berbeda-beda. Dan hal tersebut merupakan suatu kekhasan yang biasanya tanpa disadari oleh penduduknya sendiri.

Salah satu tari dari daerah Jawa Timur adalah tari Remo. Dalam busana dari penari Remo ada berbagai gaya, diantaranya adalah Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan dan Jombangan.

Selain itu, terdapat pula busana yang khas dipakai bagi penari Remo gaya perempuan. Berikut ini busana khas yang dipakai oleh penari wanitanya.




1. Busana Gaya Surabayan.

Terdiri dari ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke 18. Celana sebatas pertengahan betis yang diikat dengan jarum emas.

Sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, stagen yang diikat di pinggang, serta keris yang menyelip di bagian belakang.
Penari memakai dua selendang, dimana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu. Sementara masing-masing tangan penari memegang ujung selendang.

Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.

2. Busana Gaya Sawunggaling.

Pada dasarnya sama seperti yang dipakai oleh gaya Surabayan. Namun yang membedakan adalah penggunaan kaos putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju kerajaan.

3. Busana Gaya Malangan.

Sama seperti gaya Surabayan. Perbedaan terletak pada celananys yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.




4. Busana Gaya Jombangan.

Sama seperti gaya Sawunggaling. Perbedaannya, penari tidak menggunakan kaos melainkan rompi.

5. Busana Remo Putri.

Remo Putri memiliki busana yang berbeda dengan gaya remo asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutupi bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai lutut serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu.