Pada waktu itu, Raja Hayam Wuruk bermaksud mempersunting putri Dyah Pitaloka (Ciptaresmi), seorang putri Pajajaran yang cantik jelita. Pihak Majapahit pun mengirimkan utusan untuk melamar.
Namun pihak Pajajaran dan utusan tersebut membuat kesepakatan yang isinya adalah Raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran, akan tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat.
Raja Pajajaran memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat.
Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memaksa raja Pajajaran yang ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk.
Permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh raja Pajajaran. Sehingga terjadilah perang besar di desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran termasuk raja dan puterinya tewas.
Prabu Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada ini. Sejak peristiwa ini, hubungan antara keduanya menjadi renggang tak saling menyapa.
Gajah Mada wafat tahun 1364 M, sedangkan Hayam Wuruk wafat tahun 1389 M. Setelah kedua tokoh ini wafat, kerajaan Majapahit mengalami kemunduran.