Di Indonesia, sebutan masjid serta bangunan tempat peribadatan lainnya ada bermacam-macam sesuai dan tergantung kepada masyarakat dan bahasa setempat.
Sebutan masjid dalam bahasa Jawa lazim disebut mesjid. Dalam bahasa Sunda disebut masigit, dalam bahasa Aceh disebut meuseugit, dalam bahasa Makasar dan Bugis disebut masigi.
Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Atapnya berup tumpang.
Yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan tingkat teratas berbentuk limas. Jumlah tumpang selalu ganjil. Biasanya ada puncaknya yang diberinama mustaka.
2. Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan azan.
3. Masjid pada umumnya didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan.
Masjid-masjid di zaman wali sanga umumnya berdekatan dengan makam.