Pemuda Pemudi Surabaya Meledak Ketika Ada Ultimatum ini

Pemuda Pemudi Surabaya Meledak Ketika Ada Ultimatum ini

Selamat Bukan Hari Pahlawan Nasional ya sahabat Ruana. Adalah Kota Surabaya yang disebut sebagai Kota Pahlawan yang ada di Indonesia.

Kenapa bisa begitu??

Bukan tanpa alasan. Ada kisahnya tersendiri. Dan sebelumnya saya pribadi sangat prihatin karena ternyata Hari Pahlawan jarang diperingati masyarakat Indonesia. Ketika ada segerombolan oirang Indonesia termasuk warga Jawa Timur, Jawa Tengah dan beberapa daerah lain berbondong-bondong menuju kota Surabaya.

Kenapa Begitu?

Karena sudah jelas, rakyat Indonesia dipaksa untuk menyerah kepada pihak sekutu terutama Inggris Raya. Sementara kan sudah jelas Bung Karno dan Bung Hatta membacarakan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia di bulan Agustus 1945.

 Meskipun terjadi gencatan senjata pada 29 Oktober, bentrokan-bentrokan bersenjata tetap berlangsung antara masyarakat Surabaya dan tentara Inggris. 

Puncak dari pertempuran ini yaitu terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945 dan hal ini membuat Inggris marah. Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. 

Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia. Sebagai tanggapan, Inggris mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menggantikan Jenderal Mallaby. Ultimatum tersebut isinya antara lain:

1. Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri.

2. Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris.

3. Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan dan bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.

 

Betapa marahnya rakyat Indonesia mendengar ultimatum gila ini. Terutama warga Surabaya tampak begitu merah padam mukanya. Ini namanya peghinaan bagi Bangsa Indonesia.

 

Nah, terjadilah pertempuran sengit di kota Surabaya. Pemuda yang sudah akil baligh mengangkat senjata dengan dukungan moral dari Bung Tomo yang terkenal dengan pidatonya yang berapi-api.

 

Rakyat Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jombang, Kediri, Pasuruan, Malang, Madura, mereka bersatu mempertahankan Kemerdekaan Indonesia meski hanya bersenjata bambu yang diruncingi atqau bambu runcing sederhana sekali.

Tentu saja Warga Surabaya kalah sesaat tapi tetap konsisten berjuang hingga detik kemenangan menaungi rakyat Indonesia. Jumlah korban dari pihak Indonesia tak terhitung lagi.

Bayangkan....bagaimana bisa kita lupakan hari  itu. B ersyukurlah. Selamat Hari Pahlawan Nasional sabatat ruana sagita ya. 10 November adalah Hari Pahlawan Nasional

Sumber ultimatum:

detik.com

Situs Sindang Pancuran Adalah

Situs Sindang Pancuran Adalah

Situs Sindang Pancuran adalah

Sindang Pancuran terletak di Desa Sindanglaut Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. 
 
Situs ini merupakan sumber mata air yang ditemukan oleh Pangeran Sela Ganda, di masa pemerintahan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. 
 
Awalnya, salah satu anak Prabu Siliwangi yang beragama Islam bernama Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Sapu Jagat atau Pangeran Cakrabuana, mendirikan sebuah pedukuhan bernama Dukuh Awi.
 
Terdapat permasalahan di Dukuh Awi, karena di sekitar tempat tersebut tidak ada sumber air. Hingga akhirnya, lokasi Dukuh Awi berpindah-pindah. Kemudian, Pangeran Sapu Jagat meminta kepada salah satu temannya bernama Pangeran Sela Ganda, untuk mencarikan sumber mata air.
 
Akhirnya, Pangeran Sela Ganda menemukan sumber mata air yang bersih dan jernih di sungai Desa Sindang Laut. 
 
Karena airnya terus memancar, Pangeran Sapu Jagat dengan prajuritnya membangun tempat penampungan agar air tidak terbuang sia-sia. 
 
Akhirnya Dukuh Awi pun menetap di situ. Kemudian, saat Belanda datang, mata air tersebut pun diperbesar, ditemboki, dan diberi atap supaya lebih terlindungi dari benda-benda yang masuk ke mata air.
 
Konon katanya, air dari Sindang Pancuran ini dipercaya bisa mendatangkan khasiat. Hal tersebut berawal saat salah satu anak Prabu Siliwangi bernama Kian Santang sedang sakit ketika masih kecil. 
 
Prabu Siliwangi pun memerintahkan sang kakak, Pangeran Walangsungsang, untuk mengambil air yang ada di Sindang Pancuran. Setelah diberi minum air tersebut, Kian Santang akhirnya sembuh.
 
Hal tersebutlah yang akhirnya membuat masyarakat sekitar, bahkan dari luar daerah, mendatangi Sindang Pancuran untuk mendapatkan khasiatnya, seperti menyembuhkan penyakit, penjagaan, serta muhabbah atau pengasihan.
 
sumber
fesbuk