Atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang tersusun. Semakin ke atas maka akan semakin kecil atapnya. Itu semua ada maknanya.
Jumlah atap yang tumpang tersebut biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Sedangkan di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada sebuah mimbar. Sedangkan di halaman masjid terdapat sebujah menara.
Keberadaan menara ini tidak hanya untuk menmbah keindahan bangunan masjid, namun juga berfungsi untuk tempat muazin dalam mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat.
Sebelum azan dikumandangkan, maka dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Contoh masdjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Agung Kudus.
Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Masjid Demak pembangunannya dipimping langsung oleh Sunan Kalijaga, sedangkan Masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.
Berikut ini nama-nama masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia.
8 Masjid Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
1. Masjid Agung Demak.
di Demak, Jawa Tengah, pada abad ke 14M, peninggalan kerajaan Demak.
2. Masjid Ternate.
di Ternate, Ambon, abad ke 14M, kerajaan Ternate.
3. Masjid Sunan Ampel.
Surabaya, Jawa Timur, abad ke 15 M.
4. Masjid Kudus.
Kudus, Jawa Tengah, abad ke 15M.
5. Masjid Banten.
Banten, abad ke 15M, kerajaan Banten.
6. Masjid Cirebon.
Cirebon,Jawa Barat, abad ke 15M, kerajaan Cirebon.
7. Masjid Raya Baiturrahman.
Banda Aceh, abad ke 15M, kerajaan Aceh.
8. Masjid Katangga.
Katangga, Sulawesi Selatan, abad ke 16M, kerajaan Gowa.
Itulah kedelapan masjid peninggalah sejatah kerajaan Islam di Indonesia