Peninggalan hebat tiada tara yang bisa kita nikmati hingga sekarang dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dan juga termasuk salah satu keajaiban dunia adalah Candi Borobudur.
Pada masa pemerintahan Raja Balitung tahun 907 M, wilayahnya meliputi daerah-daerah lembah Sungai Brantas yang subur. Sangat cocok untuk pertanian dan pelayaran sungai menuju Laut Jawa, sehingga kaum bangsawan ingin memindahkan ibukotanya.
Meskipun penduduk Kerajaan Mataram Kuno memeluk agama Hindu dan Budha, namun masyarakatnya hidup rukun dan damai karena adanya toleransi beragama.
Sikap toleransi ini bisa dibuktikan dengan adanya gotong royong untuki membangun Candi Borobudur, yang sejatinya rakyat yang beragama Hindu tak punya kepentingan tentang hal ini.
Sementara itu, kedudukan ibukota mataram semakin tidak menguntungkan gara-garanya adalah sebagai berikut:
1. Tidak memiliki pelabuhan laut.
2. Sering dilanda bencana letusan gunung berapi.
3. Sering terjadi perebutan kekuasaan.
4. Mendapat ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
Pada tahun 929 M, ibukota Kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur di bagian hilir sungai Brantas oleh Mpu Sendok dan kemudian kerajaan tersebut dikenal dengan nama Kerajaan Kuno di Jawa Timur.