Ketika itu, para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang.
Pada tanggal 21 November 1945, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum agar Bandung bagian utara dikosongkan.
Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia.
Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, Pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya untuk mengosongkan Bandung Selatan.
Dengan berat hati para pejuang meninggalkan Bandung Selatan.
Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang.
Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang yang bernama Mohammad Toha.