4 Aturan Penulisan Angka Penting Dalam Pengukuran

Setelah melakukan pengukuran, misalnya saja pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong atau penggaris selalu menghasilkan nilai atau angka hasil pengukuran.

Nah, nilai setiap hasil pengukuran merupakan angka penting.

Dan angka penting terdiri dari dua bagian.

1. Angka pasti.
Yaitu angka yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada.

2. Angka taksiran.
Yaitu angka terakhir dari suatu angka penting. Nilai ini muncul karena yang terukur terletak diantara skala terkecil alat ukur. Dalam setiap pengukuran hanya diperbolehkan memberikan satu angka taksiran.

Berikut ini aturan penulisan angka penting.

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contohnya 123,45 terdapat 5 angka penting.

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh 100,9 terdapat 4 angka penting.

3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal adalah bukan angka penting. Kecuali jika diberi tanda khusus (misal garis bawah) pada angka yang meragukan.
Contoh 10300 terdapat 4 angka penting.

4. Semua angka nol yang berada di sebelah kanan tanda desimal dan angka tersebut juga di sebelah kiri angka bukan nol adalah bukan angka penting.
Contoh 0,0089 terdapat 2 angka penting.